Jumat, 16 Oktober 2009

Mayoritas SMA Pakai NUN

DRINGU - Masa ujian nasional sudah usai. Berganti hiruk pikuk menjelang tahun pelajaran baru. Di Kabupaten Probolinggo, sejumlah SMA menyelenggarakan tes ujian masuk pendaftaran siswa baru (PSB). Lainnya, menggunakan nilai ujian nasional (NUN) untuk menyeleksi calon muridnya.

Sekolah-sekolah yang menyelenggarakan tes bagi calon siswa baru adalah SMAN 1 Kraksaan, SMAN 1 Gending, dan SMAN 1 Dringu. Di SMAN 1 Dringu, tes masuk bagi siswa baru di SMA itu dilaksanakan kemarin.

Tak kurang 376 calon siswa mengikuti tes itu. Para lulusan SMP itu beradu peluang untuk mendapat kuota 6 kelas di SMA tersebut. "Tiap kelas berisi 40 siswa. Jadi dari jumlah itu akan diseleksi menjadi 240 siswa. Termasuk satu kelas khusus olahraga," terang Sayyidi Ismail, Kepala Sekolah SMAN 1 Dringu.

Dalam tes kemarin seluruh peserta diwajibkan melahap 50 soal dari 5 mata pelajaran. Masing 10 soal untuk tiap mata pelajaran. "Pelajaran yang diujikan adalah pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Sebenarnya sama seperti ujian nasional. Hanya ditambah pelajaran IPS," terang Sayyidi yang kemarin didampingi ketua panitia PSB SMAN 1 Dringu, Tutut Astuti.

Hasil tes kemarin rencananya bakal diumumkan hari ini. "Sebisa mungkin akan kami umumkan besok (hari ini). Tapi kalau tidak bisa, mungkin jadi molor sehari. Tapi akan kami usahakan," kata Sayyidi.

Peserta ujian yang lulus tes kemarin tidak niscaya diterima di SMAN 1 Dringu. Apa yang akan diumumkan hari ini hanya hasil tes ujian masuk saja. Hari berikutnya (10/7), panitia PSB SMAN 1 Dringu baru akan mengumumkan nama-nama murid yang diterima di SMA tersebut.

Sayyidi menyatakan, selain hasil tes ujian masuk, panitia akan mempertimbangkan NUN para pendaftar. "Mereka yang akan diterima adalah yang NUN-nya tinggi, dan hasil ujiannya bagus," kata Sayyidi, lalu berpamitan menerima telepon di ruangannya.

Kalau SMAN 1 Kraksaan, Gending, dan Dringu mengadakan tes untuk menyaring siswa baru, tak begitu dengan SMAN 1 Tongas. Seperti kebanyakan SMA di Kabupaten Probolinggo, sekolah di kecamatan paling barat Kabupaten Probolinggo itu hanya menerapkan sistem seleksi NUN.

Mustari, sang kepala sekolah menyatakan, seleksi penerimaan siswa baru hanya didasarkan para nilai NUN para pendaftar. "Tahun ini kami menerima empat kelas. Untuk sementara kami menerima lebih dari 40 siswa untuk setiap kelas. Masalahnya sekalian untuk cadangan. Seperti angkatan tahun lalu, ada 15 siswa yang mrotol. Sayang kalau jatah kursinya terbuang begitu. Lebih baik kami sediakan cadangan," katanya siang kemarin.

Sesuai surat edaran Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten, pengumuman penerimaan siswa baru SMA di Kabupaten Probolinggo dilaksanakan serentak besok. Namun, ada dispensasi khusus bagi para siswa dari daerah pegunungan untuk masuk di SMA tertentu meski waktunya terlambat.

Kepala Dinas Pendidikan Supanut berjanji akan mengusahakan para siswa nggunung yang terlambat. "Akan kami usahakan masuk di sekolah-sekolah terdekat rumah mereka. Daripada tidak sekolah, kan sayang. Kita sedang menuju wajib belajar 12 tahun," jelasnya. (nyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar