Kamis, 18 November 2010

PPST SMAN 1 Dringu Mewakili Jawa Timur Dalam Acara Duta Seni Pelajar Di Surakarta



Prestasi Gemilang PPST SMAN 1 Dringu Cetak E-mail
Reporter : Dody Kasman
DRINGU - Kelestarian budaya suatu bangsa sangat tergantung pada kepedualian generasi muda untuk memelihara dan mengembangkannya. Untuk itu, pemerintah provinsi Jawa Timur terus melakukan pembinaan pada generasi muda khususnya pelajar dengan program pembentukan Paguyuban Pecinta Seni Tradisional (PPST) di sekolah-sekolah yang peduli pada budaya lokal untuk dikembangkan.

Di Kabupaten Probolinggo, satu-satunya PPST yang terbentuk yakni di SMAN 1 Dringu mengukir prestasi membanggakan dengan keberhasilannya menjadi juara III pada lomba PPST Pelajar tingkat SMA se Jawa Timur di Sasana Krida Malang beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, meskipun juara III namun PPST SMAN 1 Dringu justru diminta untuk mewakili Provinsi Jawa Timur pada ajang Duta Seni Pelajar se Jawa-Bali di Taman Krida Budaya Surakarta 6 s/d 9 Juli mendatang. PPST SMAN 1 Dringu berangkat ke ajang tersebut bersama PPST SMPN1 Blitar yang tampil sebagai juara pertama PPST tingkat SMP se Jawa Timur.

Pada lomba PPST se Jawa Timur, PPST SMAN 1 Dringu mengangkat tema cukup berbeda dari peserta lain yang umumnya mengangkat tema etnik. “Jika peserta lainnya lebih banyak menonjolkan budaya etnik daerahnya, kami mencoba menampilkan tema sejarah tentang tanam paksa pada jaman penjahaan Belanda. Lakonnya kami beri judul “Jeghe” atau bangkit”, terang Mukhlis Ariadi guru kesenian SMAN 1 Dringu yang sekaligus bertindak sebagai pelatih dan sutradara.

Muklis menambahkan, keunggulan lain PPST binaannya sebab tampil dengan karya yang benar-benar mendidik dengan kemasan kolaborasi teater, tari, musik dan tembang Madura. “Dasar gerakan dan musikalitasnya berangkat dari tari Kiprah Glipang yang merupakan local genius Kabupaten Probolinggo sehingga mulai awal penampilan akan sangat terasa cita rasa Probolinggonya”, imbuh Mukhlis.

Pada lomba PPST tingkat provinsi kemarin, PPST SMAN 1 Dringu berangkat dengan kekuatan 30 personel ditambah beberapa guru sebagai official. Siswa/siswi yang ikut adalah mereka yang benar-benar memiliki kemauan dan kepedulian pada tradisi lokal dan diutamakan siswa/siswi kelas 10 dan 11.

Untuk persiapan mengikuti lomba PPST tingkat provinsi, mereka berlatih secara intensif baik di sekolah dan sanggar yang kebetulan juga diasuh oleh Mukhlis dan rekan-rekannya sesama pegiat seni. “Kami berlatih selama hampir 2 bulan sebanyak 30 kali pertemuan”, ungkap Mukhlis. Sedangkan latihan rutin dilakukan pada jam ekstra kurikuler kesenian setiap Sabtu pagi.

Keberhasilan PPST SMAN 1 Dringu ini tak lepas dari kekompakkan seluruh warga sekolah termasuk dukungan dewan guru serta Kepala Sekolah. “Keberhasilan ini berkat teamwork dan kepanitian yang bagus. Dewan guru kompak memberikan dukungan, terutama bapak Kepala Sekolah yang selalu antusias mendukung baik moral maupun pendanaan”, terang Mukhlis.

Untuk opersional kegiatan mulai latihan hingga mengikuti lomba ke luar daerah tentunya butuh dana yang tidak sedikit. Selain memanfaatkan dana pembinaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, PPST juga mendapat dukungan pendanaan dari swadaya sekolah.

“Yang jelas kami sangat mendukung kegiatan ini sebab membawa dampak positif pada para siswa dengan memberikan suatu wadah bagi mereka untuk berkreasi dan mengekspresikan diri secra positif”, jelas Kepala SMAN 1 Dringu Sumarkam.

Senada dengan Sumarkam, Mukhlis menambahkan yang penting bukan hanya keberhasilan mengharumkan nama sekolah dan daerah namun kegiatan tersebut ternyata mampu memberikan banyak manfaat yang positif pada pewrilaku siswa. “Banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini diantaranya menghaluskan budi pekerti dan mengurangi kenakalan siswa dengan memberikan kegiatan positif kepada mereka”, jelasnya.

Melihat prestasi gemilang PPST SMAN 1 Dringu yang belum banyak diketahui publik dan masih minim pembinaan serta fasilitasi, diharapkan pihak yang berkompeten dapat lebih memberikan dukungan dengan mewadahi dan memfasilitasi kegiatan seni budaya yang sebenarnya banyak kembangkan oleh sekolah-sekolah di daerah. (d0d)

1 komentar: